Selasa, 17 April 2012

tidak kulupa

tidak kulupa
masa subuh kubangun
dibangunkan ibu
untuk memasak air dan menanak nasi
bagi bekal ibu bekerja
kerja keras untuk lima anaknya yang masih kecil

bagaimana kulupa
berangkatlah ibu pagi buta
sehabis Panggilan Ilahi ditunaikan
baru kembali dalam lelah tak bertara
setelah solat akhir ditegakkan

demikian hari
demikian minggu, bulan, tahun
demikian

tentu tak kulupa
napas panjang ibu melawan letih
memasak lagi sampai dirumah untuk anak-anaknya

demikian berpuluh tahun

lepas sudah kini
telah tegak berdiri si buah hati

tidak kulupa ibu
kukenang dalam bangun dan tidurku
dalam masa hidup selalu


ibu yang menanti

pada ibu yang merintang waktu
dengan kesedihan tak tertahan

untuk ibu yang menghadang angin
agar tak menerbangkan masa depan

bagi ibu yang memalang derita
agar tak memusna

ibu yang menggalang pagi
dalam keringat malam

ibu yang menanti
di rumah tempat anak dilahirkan

anakmu ingin menunjuk bakti
dalam pusaran kelemahan dirinya

anakmu ingin menampung surga di kakimu
dengan kepalanya yang menghina

ia dibelenggu

suatu hari

aku masih menarik napas
ini hari

aku menatap mega
putih
kelabu
hitam
ini hari

aku masih mereguk dahaga
ini hari

aku masih melihat wajah-wajah mungilku
ini hari

aku masih bisa menghina dalam simpuh
ini hari

aku masih di bundaran perbekalan
ini hari

suatu hari
tak lagi

pasti

wahai diri

wahai diri
betapa beraninya engkau mendurhaka kepada Tuhanmu
yang telah menciptakan dan memberimu riski

tak takutkah engkau akan sakaratul maut yang sebentar lagi datang
tak takutkah engkau dengan azab alam barzakh yang gelap gulita
tak takutkah engkau hari mahsyar
tak takutkah engkau dengan hari perhitungan
tak takutkah eggkau kepada jahannam

kalau tidak
sungguh engkau pemberani

sungguh aku takut
mengapa engkau tidak

bukankah kita sama

andai apa kedurhakaanmu
aku bisa mengingkarinya

wahai diri
semua akan kau tanggung sendiri


Senin, 16 April 2012

inilah hidupku

inilah hidupku
sudah tiga puluh tahun

bertumpuk dosa
bertumpuk maksiat
dan terus bertambah


harus terus

aku harus terus berjalan
tak boleh henti
aku akan binasa
pasti binasa

aku tak boleh henti
jalan
terus

buram menyapa
lelah dalam gumpalan kelam

cahya bertahta
lega


Rabu, 11 April 2012

amak

untuk amak
di kampung
di tanah kelahiran
yang sendiri menunggu masa
masa hari tua
telah pergi anak-anaknya

rumah itu
tampat kami dilahirkan dan dibesarkan
dalam cerita pahit manis
jadi teman setia

amak menanti sapa dan senyum anak-anak
anak yang ia cintai
dan berharap kehangatan
di hari tuanya

aku di sini
jauh

amak di sana
jauh

karya : Adi Anak Amak

pagi

pagi datang lagi
hari ini
semoga
ini hari
penuh pahala
semoga
semoga

ternyata datanglah dosa
dengan pesonanya yang
menggilaa
membuatku mabuk
gilaa
aku jadi mabuk mirip orang gila

pagi datang
dan dosa menyapa
neraka makin dekat dalam amarah

pagi
aku ingin kebaikan

karya : Yudi Hendra

Selasa, 10 April 2012

Alam yang Tertukar


Alam yang Tertukar

Ketika pergi meratantau ke kota
Semua yang kulihat di sana
Tak seindah bayanganku
Dibandingkan desaku

Setelah lama kumerenung
Setelah lama kumencari
Hanya satu persamaan kudapati
Yaitu langit yang biru

Di balik persamaan itu
Terdapat perbedaan yang tidak dapat kuhitung
Kusedih melihat sekitar
Yang hanya penuh dengan keramaian

Mana pohon yang rimbun
Kicau burung
Udara segar
Rerumputan hijau

Semua
 Tertukar dengan gedung tinggi
Kendaraan lalu lalang
Asap dan aspal beton

Bumi dan zaman makin maju
Andai bisa kumenyatukan
Semua nafsu manusia
Karena
Jika Tuhan marah
Semua adalah sebab ulah kita

Karya: Endi Marshel Nawari

Putih Berganti Hitam


Putih Berganti Hitam

Terkenang sejenak
Alam Indonesia indah
Ke mana mata memandang tampak hijau
Damai di hati

Sekarang hanya kenangan
Yang tak terlupakan
Di hati kita
Semua

Dulu
Kulihat laut biru
Dulu
Kulihat gunung hijau subur
Sekarang
Hanya onggokan debu nan gersang

Indah tinggal sejarah
Bak taman Babylonia

Tetap terkenang di hati
Rakyat indonesia


Karya : M. Suryo

Musnah


Musnah

Hamparan pasir putih terbang
Terbang tinggi
Seinggi langit biru
Sebiru hari ini

Pembangunan di mana-mana
Pasir putih, air
Semen, kerikil
Bersatu membangun pondasi
Penggundulan hutan

Ke mana
Rerumputan hijau
Kini bioskop
Pepohonan rimbun
Kini apartement

Ke mana
Dunia hijauku dulu


Karya:  Aldza Andita

Hancur


Hancur

Biarkan
Puting beliung
Vulkanik tektonik
Menghancurkan bumi
Yang sudah tidak ada seorang pun
 Peduli kepadanya

Mungkin
Ini saatnya
Kehancuran tlah berlalu
Mencoba menunda
Namun Tuhan berhendak lain

Penyesalan yang tersisa



Karya: Dino Syahputra

Hilang


Hilang

Hilang semua
Permadani Persia lembut
Tiang-tiang emas
Di sabana

Tangan kotor penuh nafsu
Rakus
Serakah
Memenuhi lambung raksasa


Karya: Fajrin Darmawan

Bumi Lancang Kuning


Bumi Lancang Kuning

Beriak
Bumi lancang kuning esa

Jalan lintas
Bak ombak berkarang

Deburan salju pasir
Temani persinggahan

Tangan-tangan besi
Luluhlantakkan surga kami

Tangisan

Pasir, bagai lautan api

Tak bertanggung jawab..


Karya:  Fiki Setiawan