Derita Seorang Remaja
karya Desi Puspita Sari
di
sebuah kota yang nyaman hiduplah sebuah keluarga di sebuah rumah yang cukup
sederhana. Rumah tersebut adalah rumah Aini. Ia tinggal bersama ayah dan ibunya.
Aini adalah sosok anak yang dimanjakan oleh ayahnya. Apa pun yang ia minta
selalu di turuti oleh ayahnya.
Ketika
Aini berumur tiga tahun, ia mengalami kecelakaan dengan kakaknya dan
mengakibatkan kondisinya memburuk. Tetapi beberapa bulan kemudian , ia merasa
sudah seperti biasanya dalam artian sembuh.
Akhirnya berselang beberapa tahun , ia menginjak umur 8 tahun dan ia duduk di bangku sekolah kelas 3 SD. Di
sekolahnya ia terkenal menjadi anak yang pintar dan sangat berprestasi. Tetapi
tiba-tiba ketika kenaikan kelas 4 , kondisinya lemah dan prestasinya pun
menurun drastis. ini membuat kedua orang tuanya bertanya-tanya dan khawatir
dengan kondisi anaknya , yakni Aini . Esok harinya , Aini tidak masuk sekolah ,
karena ayah dan ibunya membawa Aini ke rumah sakit terdekat. Setelah di periksa
oleh Dokter , ternyata penyakit yang dulu datang saat ia kecelakaan , kini
kembali lagi pada dirinya. Ternyata dan ternyata , Dokter juga mngatakan, bahwa
Aini mengalami gangguan urat saraf. Tetapi, karena kejadian kecelakaan itu sudah berlangsung
lama ,Aini pun tidak dapat di obati.
Oleh sebab itu , kondisinya yang semakin menurun , akhirnya ia putus
sekolah dan tak dapat melanjutkan pendidikannya. Ayah dan ibunya tak henti memohon kepada ALLAH
SWT untuk menyembuhkan putrinya.
Berselang
beberapa tahun kemudian , kondisi Aini berangsur membaik. Tetapi di saat
umurnya menginjak 10 tahun , rumah yang mereka tempati selama bertahun-tahun
mengalami kebakaran. Yang membuat isi rumah dan harta yang mereka punya ludes
di lalap “si jago merah” (api). Kejadian ini ternyata membuat trouma Aini. Dan
kondisinya kembali menurun. Ia menjerit histeris melihar rumah yang ia tinggali
bersama keluarganya habis dan tak tersisa lagi. Kedua orang tuanya berusaha
untuk menenangkan Aini. beberapa hari kemudian , para tetangga yang ramah dan baik juga
bijaksana membantu dan membuat kembali
sebuah rumah yang sederhana untuk mereka tinggali. setiap hari Aini terus
menangis dan melihat sisa-sisa kebakaran rumahnya tersebut. Warga di sana
sangat sedih melihat kondisi Aini
seperti itu , termasuk ke dua orang tuanya. Dan kehidupan mereka pun berubah
menjadi keluarga yang sederhana. Tetapi
musibah yang terjadi pada keluarganya tak henti-hentinya. Di saat ia berumur 14 tahun , sosok ayah yang
sangat ia cintai , yang selalu memanjakannya
dan sangat ia kagumi juga yang membuat ia untuk semangat hidup di dunia
pergi meninggalkannya untuk selamanya. Di depan jenazah ayahnya ia memanggil
“ayah…ayah…ayah…” , ibunya mencoba untuk menenangkan putrinya tersebut.
Kejadian ini membuat kondisinya semakin memburuk dan menurun hingga ia berusia
17 tahun. Yang ia lakukan setiap hari , hanya menjerit , menangis dan melamun
di dalam kamarnya. Ia trus menjerit ketika , apa yang ia inginkan tak di penuhi.
Sampai kemudian , ia pun tak bisa bermain dan berkumpul bersama teman-teman
sebayanya. Ia hanya berdiam di dalam rumah. Kebiasaannya , suka
membongkar-bongkar barang di dalam rumahnya , sering mandi pagi , siang , sore
dan tengah malam. Itulah kebiasaan yang membuat ibunya sangat khawatir melihat
kondisi putrinya. Dengan tidak putus asa , ibu nya merawat Aini anak
satu-satunya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan dan ia pun berusaha membawa
ke pengobatan alternatif tradisional , tetapi tidak hasilnya dan ia pun tak
kunjung sembuh.
Suatu ketika , ibu nya mengajak ia keluar
rumah dan berjalan-jalan di sekitar jalan rumah. Ia begitu heran , saat melihat
dunia di luar rumah nya , karena selama ini ia hanya di dalam kamar mengurung
diri. Melihat anaknya yang begitu senang ketika berjalan-jalan , ibu nya meneteskan
air mata yang tak mampu ia menahannya lagi. Selama ini ia tak pernah melihat
wajah anaknya seindah hari ini. Tetapi itu tak berujung lama , Aini kembali ke
sikap nya yang dulu yang selalu marah dan menjerit-jerit , selain itu ia juga
melakukan kebiasaannya tersebut. Ibu
yang sangat sabar merawatnya , tak henti berdoa untuk kesembuhan putrinya.
Yang
perlu di pertanyakan . apa yang membuat seorang remaja putri ini berbeda dengan
remaja-remaja yang lainya??
Karena
dia adalah anak yang di manja dan selalu di penuhi permintaannya oleh sang ayah
, maka ketika ayahnya meninggal ia sangat terpukul. Dan itu membuat sikapnya
berubah menjadi anak yang pemurung. Selain itu , kejadian kecelakaan dan
musibah yang telah menimpanya semakin membuat ia menjadi seorang yang pendiam
juga pemurung tersebut.
Aini
pun menjalani masa-masa remajanya hanya di dalam rumah dan penuh kesuraman.
Selain itu , ia juga menjalani hari-harinya dengan kebiasaan dia yang aneh tersebut.
Ia pun tidak dapat melanjutkan pendidikannya dan juga kisah remajanya dengan
baik. Semuanya telah hilang.
Kapankah
penderitaan Aini akan berakhir ??
Maka
dari itu , para remaja atau siapa saja
yang membaca kisah dan cerita ini dapat mengambil hikmah dan kesimpulanya.
Jangan lah kita menjadi sosok remaja yang terus bergantung kepada orang tua.
Apa lagi pada zaman sekarang , 85% kebanyakan para remaja yang telahmerusak dirinya sendiri , itu
pun karena terlalu manja dan harus di penuhi permintaannya.
BIODATA
NAMA : DESI PUSPITA
KELAS
: XI IPA 2
SEKOLAH : SMA IT MUTIARA DURI-RIAU
ALAMAT
RUMAH : JL.TRIBRATA HANGTUAH
ALAMAT
SEKOLAH : Comp.CPI sebanga DURI-RIAU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar