Sabtu, 24 Maret 2012

Derita Seorang Remaja

Derita Seorang Remaja
karya Desi Puspita Sari
di sebuah kota yang nyaman hiduplah sebuah keluarga di sebuah rumah yang cukup sederhana. Rumah tersebut adalah rumah Aini. Ia tinggal bersama ayah dan ibunya. Aini adalah sosok anak yang dimanjakan oleh ayahnya. Apa pun yang ia minta selalu di turuti oleh ayahnya. 
Ketika Aini berumur tiga tahun, ia mengalami kecelakaan dengan kakaknya dan mengakibatkan kondisinya memburuk. Tetapi beberapa bulan kemudian , ia merasa sudah seperti biasanya dalam artian sembuh.  Akhirnya berselang beberapa tahun , ia menginjak umur 8 tahun  dan ia duduk di bangku sekolah kelas 3 SD. Di sekolahnya ia terkenal menjadi anak yang pintar dan sangat berprestasi. Tetapi tiba-tiba ketika kenaikan kelas 4 , kondisinya lemah dan prestasinya pun menurun drastis. ini membuat kedua orang tuanya bertanya-tanya dan khawatir dengan kondisi anaknya , yakni Aini . Esok harinya , Aini tidak masuk sekolah , karena ayah dan ibunya membawa Aini ke rumah sakit terdekat. Setelah di periksa oleh Dokter , ternyata penyakit yang dulu datang saat ia kecelakaan , kini kembali lagi pada dirinya. Ternyata dan ternyata , Dokter juga mngatakan, bahwa Aini mengalami gangguan urat saraf. Tetapi, karena  kejadian kecelakaan itu sudah berlangsung lama ,Aini pun tidak dapat di obati.  Oleh sebab itu , kondisinya yang semakin menurun , akhirnya ia putus sekolah dan tak dapat melanjutkan pendidikannya.  Ayah dan ibunya tak henti memohon kepada ALLAH SWT untuk menyembuhkan putrinya.
Berselang beberapa tahun kemudian , kondisi Aini berangsur membaik. Tetapi di saat umurnya menginjak 10 tahun , rumah yang mereka tempati selama bertahun-tahun mengalami kebakaran. Yang membuat isi rumah dan harta yang mereka punya ludes di lalap “si jago merah” (api). Kejadian ini ternyata membuat trouma Aini. Dan kondisinya kembali menurun. Ia menjerit histeris melihar rumah yang ia tinggali bersama keluarganya habis dan tak tersisa lagi. Kedua orang tuanya berusaha untuk menenangkan Aini. beberapa hari kemudian ,  para tetangga yang ramah dan baik juga bijaksana  membantu dan membuat kembali sebuah rumah yang sederhana untuk mereka tinggali. setiap hari Aini terus menangis dan melihat sisa-sisa kebakaran rumahnya tersebut. Warga di sana sangat sedih melihat kondisi  Aini seperti itu , termasuk ke dua orang tuanya. Dan kehidupan mereka pun berubah menjadi keluarga yang sederhana.  Tetapi musibah yang terjadi pada keluarganya tak henti-hentinya.  Di saat ia berumur 14 tahun , sosok ayah yang sangat ia cintai , yang selalu memanjakannya  dan sangat ia kagumi juga yang membuat ia untuk semangat hidup di dunia pergi meninggalkannya untuk selamanya. Di depan jenazah ayahnya ia memanggil “ayah…ayah…ayah…” , ibunya mencoba untuk menenangkan putrinya tersebut. Kejadian ini membuat kondisinya semakin memburuk dan menurun hingga ia berusia 17 tahun. Yang ia lakukan setiap hari , hanya menjerit , menangis dan melamun di dalam kamarnya. Ia trus menjerit ketika , apa yang ia inginkan tak di penuhi. Sampai kemudian , ia pun tak bisa bermain dan berkumpul bersama teman-teman sebayanya. Ia hanya berdiam di dalam rumah. Kebiasaannya , suka membongkar-bongkar barang di dalam rumahnya , sering mandi pagi , siang , sore dan tengah malam. Itulah kebiasaan yang membuat ibunya sangat khawatir melihat kondisi putrinya. Dengan tidak putus asa , ibu nya merawat Aini anak satu-satunya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan dan ia pun berusaha membawa ke pengobatan alternatif tradisional , tetapi tidak hasilnya dan ia pun tak kunjung sembuh.
 Suatu ketika , ibu nya mengajak ia keluar rumah dan berjalan-jalan di sekitar jalan rumah. Ia begitu heran , saat melihat dunia di luar rumah nya , karena selama ini ia hanya di dalam kamar mengurung diri. Melihat anaknya yang begitu senang ketika berjalan-jalan , ibu nya meneteskan air mata yang tak mampu ia menahannya lagi. Selama ini ia tak pernah melihat wajah anaknya seindah hari ini. Tetapi itu tak berujung lama , Aini kembali ke sikap nya yang dulu yang selalu marah dan menjerit-jerit , selain itu ia juga melakukan kebiasaannya tersebut.  Ibu yang sangat sabar merawatnya , tak henti berdoa untuk kesembuhan putrinya.
Yang perlu di pertanyakan . apa yang membuat seorang remaja putri ini berbeda dengan remaja-remaja yang lainya??
Karena dia adalah anak yang di manja dan selalu di penuhi permintaannya oleh sang ayah , maka ketika ayahnya meninggal ia sangat terpukul. Dan itu membuat sikapnya berubah menjadi anak yang pemurung. Selain itu , kejadian kecelakaan dan musibah yang telah menimpanya semakin membuat ia menjadi seorang yang pendiam juga pemurung tersebut.
Aini pun menjalani masa-masa remajanya hanya di dalam rumah dan penuh kesuraman. Selain itu , ia juga menjalani hari-harinya dengan kebiasaan dia yang aneh tersebut. Ia pun tidak dapat melanjutkan pendidikannya dan juga kisah remajanya dengan baik. Semuanya telah hilang.

Kapankah penderitaan Aini akan berakhir ??
Maka dari itu , para remaja  atau siapa saja yang membaca kisah dan cerita ini dapat mengambil hikmah dan kesimpulanya. Jangan lah kita menjadi sosok remaja yang terus bergantung kepada orang tua. Apa lagi pada zaman sekarang , 85% kebanyakan para  remaja yang telahmerusak dirinya sendiri , itu pun karena terlalu manja dan harus di penuhi permintaannya.

















BIODATA
NAMA                         : DESI PUSPITA
KELAS                        : XI IPA 2
SEKOLAH                   : SMA IT MUTIARA DURI-RIAU
ALAMAT RUMAH     : JL.TRIBRATA HANGTUAH
ALAMAT SEKOLAH : Comp.CPI sebanga DURI-RIAU


Tidak ada komentar:

Posting Komentar