Selasa, 29 Mei 2012

Catatan Masa Kecil

Karya Sapardi Djoko Damono

     Ia mengambil jalan pintas dan jarum-jarum rumput berguguran oleh langkah-langkahnya. Langit belum berubah juga. Ia membayangkan rahang-rahang laut dan rahang-rahang bunga lalu berfikir apakah burung yang tersentak dari ranting lamtara itu pernah menyaksikan rahang-rahang laut dan rahang-rahang bunga terkam-menerkam. langit belum berubah juga. Angin begitu ringan dan bisa meluncur ke mana pun dan bisa menggoda laut sehabis menggoda bunga tetapi ia bukan angin dan ia kesal lalu menyepak sebutir kerikil. Ada yang terpekik di balik semak. ia tak mendengarnya.
     Ada yang terpekik di balik semak dan gemanya menyentuh sekuntum bunga lalu tersangkut pada angin dan terbawa sampai ke laut tetapi ia tidak mendengarnya dan ia membayangkan rahang-rahang langit kalau hari hampir hujan. Ia sampai di tanggul sungai tetapi mereka yang berjanji  menemuinya di sini ternyata tak ada. Langit sudah berubah. Ia memperhatikan ekor srigunting yang senatiasa bergerak dan mereka yang berjanji mengajaknya ke seberang sungai belum juga tiba lalu ia menyaksikan butir-butir hujan  mulai jatuh ke air dan ia memperhatikan lingkaran-lingkaran itu melebar dan ia membayangkan mereka tiba-tiba mengepungnya dan melemparkannya ke air.
     Ada yang memperhatikannya dari seberang sungai tetapi ia tidak melihatnya. Ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar